SITUS CAGAR BUDAYA SULAWESI TENGGARA

Posted: 17 Oktober 2010 in BUDAYA NUSANTARA, BUDAYA SULAWESI
Tag:

SITUS CAGAR BUDAYA MAKAM DATO KARAMA

Situs makam Dato Karama adalah tempat di makamkannya seorang tokoh Agama Islam yang pertama kali masuk ke Sulawesi Tengah pada abad XVII. Dato Karama adalah gelar yang berarti seorang dato yang sakti/keramat. Sedang nama asli beliau adalah Abdullah Raqie berasal dari Sumatera Barat. Karena kesaktiannya maka Raja Kabonena I Pue Njidi serta rakyatnya memeluk Agama Islam.
Isteri Dato Karama bernama Intje Djille sedangkan anaknya bernama Intje Dongko dan Intje Saribanong, Injte Dongko kawin dengan pemuda dari Sulawesi Selatan.
Pada kompleks Makam Datokarama selain makam beliau juga terdapat makam isterinya dan keluarga serta pengikutnya yang terdiri dari 9 (sembilan) makam laki-laki, dan 11 (sebelas) makam wanita serta 2(dua) makam yang tidak jelas, karena nisannya juga tidak jelas. Dengan luas bangunan ± 104 M² sedang luas keseluruhan Situs makam Dato Karama ± 1700 M²

MASJID TUA BUNGKU

Masjid tua Bungku didirikan atas prakarsa raja Bungku XII yaitu Kacili Muhammad Baba pada Tahun 1835 – 1836. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh tokoh penyiar Islam Syech maulana atau yang bergelar Bajo Johar dari tanah melayu. Masjid Tua Bungku ini pertama kali di pugar oleh seorang arsitektur Bangsa Cina bernama Aweng pada Tahun 1936 – 1937, dan kemudian dipugar oleh Pemerintah / Kanwil ¬Depdikbud Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 1992 – 1993.
Luas Bangunan Masjid 15 x 24 meter terletak diatas sebidang tanah dengan luas 40 x 72 meter dengan arsitektur atap bersusun Lima.

 

 

MASJID TUA UNA-UNA

Masjid Tua Una una ini pertama kali dibangun pada tahun 1909 atas prakarsa masyarakat yang mendiami pulau tersebut serta didukung oleh Raja setempat yang bernama Mohammad Maradjeng Daeng Materru. Pekerjaan pembangunan masjid tersebut dikepalai seorang tukang bernama Ibu De Bula dan selesai di bangun Tahun 1914. Bahan bangunan Masjid ini didatangkan dari Pulau Kalimantan dan Jawa. Masjid ini telah di renovasi pertama kali pada Tahun 1962. Peresmian masjid ini dilakukan pada Tahun 1916 oleh Bapak HOS Tjokroaminoto. Pada Tahun 2005 Masjid Tua Unauna sebagai Cagar Budaya, telah dipugar oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Makassar.

Komentar
  1. messaeful hamdi berkata:

    bagus bgt lah good 🙂 menambah wawasan

    Suka

Tinggalkan komentar