Sholawat Montro di temukan di daerah Kauman, Pleret, Kabupaten Bantul, DIY. Kesenian ini pencipta kesenian ini ialah Kanjeng Pangeran Yudhanegara, salah satu menantu Sultan Hamengkubuwono VIII yang kebetulan juga menjadi panglima laut Hindia Belanda. Kesenian ini pada mulanya hanya berkembang di lingkungan kraton untuk memperingati Maulid Nabi. Namun, seiring dengan perkembangannya, kesenian ini akhirnya berkembang menjadi kesenian rakyat. Kesenian ini diawali dengan pembacaan kandha, yaitu semacam salam pembuka kepada pemirsa yang disampaikan oleh seorang dalang. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pembacaan lagu shalawatan dalam bahasa Arab yang dilafalkan seperti bahasa Jawa dan juga bahasa jawa. Pembacaan syair shalawatan ini dinyanyikan dengan diiringi musik dan tarian. Alat musik yang digunakan ialah beberapa rebana dalam berbagai ukuran dengan fungsi nada masing-masing (ada yang berfungsi sebagai kendang, gong, kempul, dan lain-lain). Sementara itu, tarian yang mengiringi dilakukan dengan duduk dan berdiri, sambil sedikit jalan. Pertunjukan kesenian ini dipimpin seorang dalang (Mbah H. Suratijan berusia 73 tahun), diiringi para vocal dan penabuh yang duduk disekitar dalang. Para penari ( biasanya dilakukan 8-10 orang) melakukan tarian dan terkadang juga melakukan sautan secara serempak.
Sampai saat ini kesenian ini masih ada dan berkembang di daerah Kauman, Pleret Bantul. Ada 2 generasi montro yaitu generasi tua (orang-orang dewasa/tua) dan generasi mudah (anak-anak). Kesenian ini sering ditampilkan setiap ada event kebudayaan di DIY sebagai icon kabupaten Bantul. Dan dengan kepemimpinan seorang Maestro kesenian Montro (H. Suratijan) kesenian ini masih bertahan sampai sekarang dan berkembang menjadi 2 versi ( lama dan kreasi baru.
Sumber : islamkuno.com
alhamdulillah…terimakasih sekali atas info ini..saya jadi nggak tidur malem malem untuk nyari ini… 😀
SukaSuka
Terimakasih atas kunjungannya, semoga bisa membantu anda…dan sampaikan informasi blog ini kepada teman anda yang lain..
SukaSuka
apa perbedaan shalawat montro dengan kesenian emprak ? apakah kesenian ini menggunakan tempang2 macapat seperti dandanggula atau sinom?
SukaSuka
Alhamdulillah…
Terimakasih atas publikasinya, semoga kita bisa selalu Nguri-uri kebudayaan daerah.
Salam kenal dari Warga Kauman, Pleret, Kabupaten Bantul, DIY.
SukaSuka
baik
mohon maaf, Ada lrik lagu tari montro ??
SukaSuka