Sholawat Montro

Posted: 3 April 2009 in BUDAYA JAWA-SUNDA, BUDAYA NUSANTARA, SUKU JAWA-MADURA
Tag:

montro-5.BMP

Sholawat Montro di temukan di daerah Kauman, Pleret, Kabupaten Bantul, DIY. Kesenian ini pencipta kesenian ini ialah Kanjeng Pangeran Yudhanegara, salah satu menantu Sultan Hamengkubuwono VIII yang kebetulan juga menjadi panglima laut Hindia Belanda. Kesenian ini pada mulanya hanya berkembang di lingkungan kraton untuk memperingati Maulid Nabi. Namun, seiring dengan perkembangannya, kesenian ini akhirnya berkembang menjadi kesenian rakyat. Kesenian ini diawali dengan pembacaan kandha, yaitu semacam salam pembuka kepada pemirsa yang disampaikan oleh seorang dalang. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pembacaan lagu shalawatan dalam bahasa Arab yang dilafalkan seperti bahasa Jawa dan juga bahasa jawa. Pembacaan syair shalawatan ini dinyanyikan dengan diiringi musik dan tarian. Alat musik yang digunakan ialah beberapa rebana dalam berbagai ukuran dengan fungsi nada masing-masing (ada yang berfungsi sebagai kendang, gong, kempul, dan lain-lain). Sementara itu, tarian yang mengiringi dilakukan dengan duduk dan berdiri, sambil sedikit jalan. Pertunjukan kesenian ini dipimpin seorang dalang (Mbah H. Suratijan berusia 73 tahun), diiringi para vocal dan penabuh yang duduk disekitar dalang. Para penari ( biasanya dilakukan 8-10 orang) melakukan tarian dan terkadang juga melakukan sautan secara serempak.

Sampai saat ini kesenian ini masih ada dan berkembang di daerah Kauman, Pleret Bantul. Ada 2 generasi montro yaitu generasi tua (orang-orang dewasa/tua) dan generasi mudah (anak-anak). Kesenian ini sering ditampilkan setiap ada event kebudayaan di DIY sebagai icon kabupaten Bantul. Dan dengan kepemimpinan seorang Maestro kesenian Montro (H. Suratijan) kesenian ini masih bertahan sampai sekarang dan berkembang menjadi 2 versi ( lama dan kreasi baru.

Sumber : islamkuno.com

Komentar
  1. alhamdulillah…terimakasih sekali atas info ini..saya jadi nggak tidur malem malem untuk nyari ini… 😀

    Suka

  2. Ahmad Elqorni berkata:

    Terimakasih atas kunjungannya, semoga bisa membantu anda…dan sampaikan informasi blog ini kepada teman anda yang lain..

    Suka

  3. munir berkata:

    apa perbedaan shalawat montro dengan kesenian emprak ? apakah kesenian ini menggunakan tempang2 macapat seperti dandanggula atau sinom?

    Suka

  4. dab setiyawan berkata:

    Alhamdulillah…
    Terimakasih atas publikasinya, semoga kita bisa selalu Nguri-uri kebudayaan daerah.

    Salam kenal dari Warga Kauman, Pleret, Kabupaten Bantul, DIY.

    Suka

  5. baik
    mohon maaf, Ada lrik lagu tari montro ??

    Suka

Tinggalkan komentar